Kamis, 24 November 2011

post 13


Phew, akhirnya setelah berminggu-minggu vakum dari blog lensageo ini, Gue akhirnya bisa kembali nulis di blog ini , maklumlah sebagai pelajar yang baik, dan memeiliki dedikasi tinggi, Gue harus memprioritaskan mana yang harus didahului, antara boker dulu atau makan dulu...
Engga deh, sebenarnya karena kurang duit buat main di warnet, di kosan Gue ga ada koneksi internet,  oke jadi sekarang dengan bermodalkan Wi-fi gratisan dari sekolah, Gue kembali bisa menulis di blog tercinta ini.
                Okeh sampai disana dulu curhatnya, ehm... hari ini Gue mau membahas tentang 5 macam pekerjaan yang sangat menjunjung tinggi prinsip ekonomi... loe tau kan? Itu tuh moodal dikit untung bejibun. Setelah menyeleksi satu persatu pekerjaan yang menurut Gue bonafit (bahasa planet mana ini?) akhirnya didapatkanlah 6 pekerjaan ter-ter-termantaph, berikut chartnya... Check this out (gaya vj-vj yang sering nongol di MTV jaman dulu)


                Peringkat terbawah dari pekerjaan ter asoy dengan modal terjangkau adalah pekerjaan dengan modal yang super kecil, memiliki tingkat presentase keuntungan 100%. Karena  equipment-nya bisa diambil langsung dari alam

Hal yang menguntungkan
  • ·         Modal: kantong kresek (equip lv 1) atau karug (equip lv 2) buat nampung item-item yang didapat (anggap saja backpack)
  • ·         Kalau lagi hoki/lagi dapet critical hit, lo mungkin bisa ketemu duit (value:random) dan berbagai macam benda berharga lainnya. Seperti kalung,jam tangan, dan banyak lagi
  • ·         Penghasilan: Random, mungkin bisa >20.000 rupiah
  • ·         Kalo lagu mulung di got bisa sekalian rekreasi, daripada repot-repot ke waterpark atau kolam renang buat main air, enakan di got, gratis tis tis tiiis.

Hal yang harus diperhatikan
  • ·         Terinfeksi penyakit kulit. kalo abis mulung engga mandi pake sabun, dan sampo lifebuoy
  • ·         Rata-rata pemulung memeiliki bau yang aduhaii... saking aduhaiinya bisa bikin lo engga selera makan
  • ·         Gangguan penciuman, karena terbiasa dengan bau-bau aduhaii, sekali mencium bau kentut langsung bisa nyandu, sangat berbahaya sekali, apalagi mencium kentut dari sumber aslinya (pantatz) dan pemilik sumber aslinya lawan jenis, bisa-bisa lo dicincang-cincang, di blender dan dicampur es, terus dikasih susu dan ager-agert terus diminum (ini pop ice ya?)
  • ·         Bahaya salah mengambil barang yang mau diambil, misalnya ketika lo lagi mulung terus terus terlihat benda kuning bersinar bagai emas, terus seolah-olah sinar mata hari tertuju pada benda itu, terus lo pegang, dan ternyata benda itu hancur, lembek dan bau, ketika lo sadar ternyata benda itu adalah... you know whaat laaa
job lv2:
  • buat pekerjaan ini, kayaknya belum ketemu job lv2, jadi sangat disarankan pindah ke pengemis aja...

Peringkat 4 ada pengemis, iya benar, pengemis, pengemis adalah pekerjaan tanpa modal dengan persentase keuntungan yang juga sebesar >100% Kenapa? Karena mengemis itu tanpa modal, bahan-bahan yang dibutuhkan bisa diambil dari daerah sekitar kita.

Hal yang menguntungkan
  •          Modal: Cup air mineral Rp500 bekas, koran kemaren buat dibaca untuk penghilang bosan, alas duduk, kipas angin dengan sistem manual,bahkan bisa menghalangi sinar matahari yang panas.
  •         Kalo kerja pagi, kulit terkena sinar matahari, yang memacu tubuh memproses vitamin D.
  •          Sinar matahari di siang hari dapat menyamarkan noda hitam di wajah, dengan cara menghitamkan bagian wajah yang tidak hitam.
  •          Penghasilan: mungkin bisa lebih dari 50.000 kalau lagi rame, dan hari lebaran.
  •          Bisa maraton, kalo dikejer-kejer polpp yang lagi razia.

Hal yang harus diperhatikan
  •          Kanker kulit karena sinar UV.
  •          Diwawancarai panjang lebar oleh mahasiswa untuk skripsi dan karya ilmiah, tapi ga di kasih apa-apa.
  •          Bahaya razia Gepeng, kalo ketangkep lo bakal benar-benar gepeng!
  •          Merusak struktur tulang, kalo dapet duit 50.000 tapi duit logam yang 50 rupiah semua, sehingga kalo di pikul dapat menyebabkan lo menjadi bungkuk.

Job lv2:
  •    Lo bisa lvl up jadi politikus, lha? Kok? Iya, soalnya di cerita panji tengkorak, dan di pilem cina, ada partai pengemis, dengan begini lo memeiliki peluang menjadi anggota partai, kemudian kalau beruntung lo bisa jadi anggota DPRv (sekali lagi KALO BERUNTUNG).

Diperingkat 3, ada tukang parkir,why? Yaah, karena tukang parkir a.ka parker (lumayan keren nih) hanya bermodalkan pripitan(bahasa mana lagi nih?) a.k.a whistle a.k.a peluit dan suara yang besar, tegas, dan berwibawa. Kita udah bisa mencari uang.

Hal yang menguntungkan
  •    Modal: Peluit, topi,kacamata,seragam parkir (kalo diperlukan) dan insto (buat mengatasi iritasi  mata akibat debu)
  •   Penghasilan: Gue pernah nanya ke tukang parkir katanya sih bisa lebih dari 100rb/ hari
  • Kalo kerja pagi, kulit terkena sinar matahari, yang memacu tubuh memproses vitamin D
  • Sinar matahari di siang hari dapat menyamarkan noda hitam di wajah, dengan cara menghitamkan bagian wajah yang tidak hitam.

Hal yang harus diperhatikan
  • Musti kerja dari pagi sampe malem (kalo mau ngejer untung).
  • Sering terjadi konflik antara tukang parkir, karena rebutan pelanggan.
  • Bahaya kanker kulit karena radiasi sinar UV.
  • Kehabisan stok suara karena melebihi kuota teriak-teriak.
  • Mata merah akibat iritasi ringan (tenang... ada insto).
Job lv2:
  •  Kalo lo punya suara yang asoy (tegas,berwibawa, dan agak funky) lo teriak, khiri mhang! (ala Bang Haji Rhoma Irama) terus didenger seorang dari radio swasta, maka akan sangat memungkinkan lo bakal lvl up dari tukang parkir ke penyiar radio, lumayanlah.
  • Kalo lo suaranya kayak mulan jameela, yang katanya memiliki suara yang paling sexy, serak-serak basah gitu (bukan karena flu), terus lo teriak kiriiihi maaasssh! Terus kebetulan yang ada di mobil itu Ahmad Dhani, dari Republik Cinta, atau produser-produser di bidang musik lainnya ngedenger suara lo, mungkin lo bisa lvl up dari tukang parkir ke penyanyi bersuara sexy.

TBC = (to be continued) in the next post!
Keep reading!

Sabtu, 12 November 2011

Cinta ewi Season 2

"Halo..." kali ini suara Benjul yang keluar
"Jul... ini ce Yessy, kok enggak les hari ini" Tjong ngomong dengen suara di buat-buat.
"Oh.. anu hari ini Benjul lagi ngerjain tugas dirumah temen" kata si Benjul agak gugup
"Engga bohong?" si Tjong mengintimidasi Benjul.
"Engga ce, ini kagi ngerjain tugas kok" si Benjul mulai terintimidasi, suaranya gugup
"kok tadi yang ngangkat cewek? Tjong kembali mengintimidasi Benjul
"Oh itu temen ce" Benjul sudah gugup, Gue bisa membayangkan kondisinya, keringat bercucuran, mungkin keluar kencing dan boker berbarengan saking gugupnya
"oh okelah" Tjong mengakhiri.
"oke ce"

Setelah puas dengan Benjul, kami berlanjut ke mamanya si Benjul (oh men kalimat ini kesannya...).
si Tjong nelpon mamanya si Benjul, fyi: nomor ini didapet karena temen Gue, si Dria sering beli pulsa lewat mamanya si Benjul, alasannya bisa ngutang dulu, tempo hari si Dria nyetor duit 100rb ke Benjul, untuk pelunasan utang. kasian sama mamanya si Benjul, udah dapet Benjul yang jahanam (sadis banget), jualan pulsa diutangin pula... kasian banget.

Oke balik ke topik, kembali si Tjong mengambil hpnya, terus nelpon ke mamanya Benjul.
"haloo tante, ini Tjong, temennya Benjul" Tjong bernada sopan.
"Oh Tjong, kenapa?" mamanya Benjul menjawab dengan nada keibu-ibuan
"anu... tante Benjul les engga hari ini?"
"iya, kenapa Tjong? Benjulnya engga ada disana ya?" mamanya Benjul mulai curiga
"engga kok tante, saya yang engga les, cuma mau nanya aja" Tjong menjawab dengan gugup.
"Oh, gitu" jawab emaknya Benjul tenang
"iya, eh tante sudah dulu ya" Tjong mengakhiri pembicaraan.

Setelah pembicaraan tersebut selesai, suasana menjadi suram, jelas banget kalo si Benjul  sudah berdusta, DIA BERDUSTA! BERDUSTAAAA (oke ini biar agak klimaks aja). Dia udah berbohong ke emaknya. Bukannya les, malah pergi ke tempat Ewi, gara-gara status bajakan bbm. Kami kembali belajar, sementara si Benjul pergi ketempat Ewi, kayaknya mereka menyelesaikan permasalahan status dahsyat tersebut.

Saat pulang les, sambil jalan Gue merenungkan kejadian tadi, Benjul bolos les... emang hal ini sederhana, hanya bolos les, tapi bakal beda kalau kondisinya begini, emaknya Benjul itu single parent (single parent itu artinya; orang tua tunggal, bukannya orang tua yang make singlet!). dan si Benjul itu anak tunggal, tempat dimana si emaknya menaruh harapan besar, tapi anaknya ancur banget.

Coba bayangkan, bayangkan... jika kamu menjadi emaknya Benjul, kalo, kalo emaknya benjul tau hatinya bakal hancur banget, Gue jadi teringat masa lalu Gue pas kelas X, Gue sering bohongin emak Gue, sekarang Gue sadar, ternyata emang engga baik ngebohongin orang tua, mereka yang udah mengurus kita dengan baik-baik. contohnya Gue, emak Gue baik hati, tidak sombong, dan ganteng, itu semua karena berkat kasih sayang orang tua Gue...  Gue sadar, kalo berbohong kepada orang tua itu benar-benar engga baik. sangat kejam!
pesan moral post ini : lebih baik ngebohongin guru les daripada orang tua


nb: mungkin banyak yang bingung apa maksud kalimat ini "Gue baik hati, tidak sombong, dan ganteng, itu semua karena berkat kasih sayang orang tua Gue".
Dan yang bikin kalian bertanya tanya adalah apa hubungannya ganteng, sama kasih sayang orang tua?
Sangat simple, kita umpamakan orang yang merawat tanaman. Orang tersebut pasti membeli bibit yang terbaik, pupuk yang terbaik dan semua yang terbaik. kemudian merawat tanaman itu dengan baik-baik, dan penuh kasih hingga tanaman jadi punya bunga yang asoy.

masih bingung? begini nih
mama Gue pernah cerita kalo papa dulu suka merokok. Tapi mama Gue bilang baik-baik ke papa Gue kira-kira kayak gini
"Ko.. kalau koko mau anak kita sehat, janganlah merokok lagi..."
terus tiba-tiba papa Gue mulai berhenti merokok. Demi mama dan Gue. Dan Gue lahir tanpa cacat, dan Ganteng, karena papa Gue engga merokok
jadi setiap orang tua pasti pengen anaknya sehat, dan... Ganteng masih ga nyambung ya? Sudah lah Gue juga bingung mau kasih penjelasan bagaimana lagi, sebenarnya ada riset kalo anak orang yang merokok itu hidungnya bolong (iya lah!) selain hidung bolong anak tersebut bakal berkulit abu-abu karena "bibit" nya terkontaminasi asap rokok, (boong banget demi kebaikan)
Berhentilah merokok demi kegantengan anak-anak! (semakin ga nyambung)

Sabtu, 05 November 2011

Cinta Ewi season 1

Tadi pas lagi bingung mau nulis apa, tiba-tiba di warnet tempat Gue main ada bocah ingusan teriak-teriak kaya gini
"Cupu! Cupu!"teriak sambil ngisep ingus
"Diam kau!" bocah yang satu lagi sewot
"Cupu! dasar bocah!" si bocah ingusan kembali ngatain temennya
"Bacod kau!" teriak si bocah yang lain

tiba-tiba kata bacod itu terngiang-ngiang dikepala Gue. Gue mengulang-ulang kata-kata bacod didalam hati, tiba tiba terbayang nama temen Gue, namanya Benjul (nama asli loh!), si Benjul ini temen Gue yang sering Gue tebengin kalo lagi ke gereja kelas XI dulu... (sekarang ga tau tuh gimana kabarnya).
Nah, pas kelas XII ini Gue satu les sama si Benjul, di les.
Si Benjul ini jarang banget les, tiap hari kamis dia bolos. Saking seringnya temen les Gue, si Tjong (lawas banget namanya),Dria,dan Pao" (semuanya cewek loh, cuma nama mereka aja agak ajaib), ngerjain si Benjul, kita pura-pura nelpon Si Benjul pake hapenya ce Yessy (guru les Gue). Si Tjong nelpon Benjul, dan terjadilah percakapan ajaib
"Dem, tak rataktaktaktak des!" suara rbt si Benjul
"Haloo? Ini siapa ya?" kedengaran suara cewek ngangkat hapenya si Benjul.
"Ini ce Yessy, Guru lesnya Benjul" Tjong ngomong ke cewek itu
"Nyari siapa ya?" kembali si cewek bales ngomong
"Nyari si Benjul, dia enggak les hari ini"
"Oh, kalo nyari Benjul, telpon aja hapenya"
"Haloo.... Tuuut tuuut " Tjong belum selesai ngomong telpon uda di putus.

setelah ditinjau (ilmiah banget) ternyata suara tadi itu diduga suaranya si Ewi, ceweknya Benjul. Gosipnya sih si Benjul sering putus nyambung. dan lebih parah lagi, si Benjul sering dianiaya oleh si Ewi, mendengar kata aniaya ini otak Gue yang dikenal sangat-sangat beracun mulai menghasilkan bayangan-bayangan mengerikan, seperti si Benjul diiket di kayu pake tali tambang, terus si Ewi teriak-teriak kaya suku pedalaman sambil bawa golok untuk mengintimidasi Benjul... Serem banget punya cewek yang kayak gitu...

Oke... kembali ke realita, ternyata si Benjul ini enggak dianiaya beneran kok, cuma dikalo mereka sering bertengkar si Ewi masang status di bbm buat yang ga tau bbm itu apa, silahkan mandi pasir,mandi kembang, dan mandi tain kebo.
Statusnya si Ewi kejem banget, sampe si Benjul dibilangin anj**g, kamp***, bin*tang, semut, bakteri, dan kata kata bijak lainnya.

Kita yang ada di les jadi bingung termasuk ce Yessy (ini guru yang tidak baik sodara-sodara, bukannya ngajar, malah ikut-ikutan kepo), kenapa yang ngangkat hape Benjul malah ceweknya, yang diduga Ewi.
Setelah kami menyusun teori-teori kenapa hape Benjul bisa ada di Ewi, seperti masalah Ewi hamil gara-gara MBA a.k.a Married By Accident (Sinetron banget!), sayangnya engga... Ternyata si Ewi emang lagi ada masalah sama Benjul. Kenapa Gue bisa tau? Gampaaang, soalnya di tempat les kami ada agen CIA yang sedang dinas, yaitu si Tjong.

Tjong menunjukkan status terakhir si Benjul, yang isinya "i love you Dria"
Dria shock, Pao" shock, ce Yessy shock, dan Gue ngupil diem-diem disaat mereka shock. Memang ada gosip, kalau si Benjul ada hati sama si Dria. Dari kelas XI si Benjul udah ada hati sama si Dria (kalimat kedua ini Gue copas dari kalimat sebelummnya, biar panjang hahahaha), si Dria juga uda tau, cuma dia nya engga mau dan pura-pura engga tahu. Sementara itu si Ewi mengetahui hubungan antara Benjul dan Dria.

Akhirnya setelah mengetahui akar masalah kenapa si Benjul enggak les, si Tjong menelpon nomor Benjul lagi,
"jrengg jrengg dem tak, ratataktaktak dessss" suara RBT alay si Benjul, disusul suara vokal dari yang mirip suara anjing kawin (Gue aja ga pernah denger gimana anjing kawin).
"Halooo" terdengar suara Benjul..
daaaaan.......
Bersambung ke cinta Ewi season 2 wkwkwkw (sinetron banget)

Jumat, 28 Oktober 2011

post 10

sekedar ngelanjutin dari postingan kemaren..
abis insidern di Gramed, Gue mikirin, kata-kata yang pas buat nembak si Josep, seharian hati Gue cenat-cenut, terus buat menenangkah hati Gue denger lagu dari playlist winamp di komputer, Gue denger lagu yang pertama, judulnya mickey mouse march eurobeat version (pasti banyak yang ga tau...), eh terus keputer lagu more than wordsnya extreme, awalnya sih asik-asik aja, tapi pas sampe lirik yang kayak gini

"Whaaaat would you do if my heaaart was torn in two?More than words to show you feel That your love for me is real"

malemnya Gue ga bisa tidur Gue cemas, masih bergema lirik lagu extreme kalo si Josep bilang kaya gitu juga, , dan semenjak hari itu Gue jadi alergi sama lagu more than words. akhirnya Gue nelpon umak ga tau ini bahasa mana, papa Gue yang nyiptain bahasa ini, Ubak=papa, Umak=mama Unak= anak oh meeeen, di keluarga Gue juga pake satuan mata uang lain selain rupiah, yaitu cone, ya cone eskrim. gara-gara Ubak Gue bikin usaha eskrim, jadi ngomongin rupiah jadi cone, dengan kurs sebagai berikut
1 cone = 2000 rupiah, jadi kalau minta duit gue bilang pa minta duit 5 cone
dapet deh 10.000
terus akibat adanya devaluasi oleh ubak Gue, harga eskrim 1 cone diturunin jadi 1000 rupiah, jadi turun deh mata uang cone
Ubak Gue juga suka asal-asal neybut istilah, kalo nyebut  congek itu genset (alat buat membangkitkan listrik, dari kata Generator Set informasi ini untuk manusia yang masalalunya tinggal dihutan, dan kerjaannya berburu)
soalnya rata-rata pekerja eskrim dirumah Gue ada gangguan telinga gara-gara denger suara bisisng genset di mobil

back to the topic...
 besoknya Gue ke PIM, eh ternyata si Josep udah nungguin Gue di Solaria, akhirnya Gue dan Josep ngobrol-ngobrol, terus jalan-jalan bentar, akhirnya Gue dia makan
"Josep, mau makan di mana?"
"Koko mau kemana?" dia bales (dia waktu itu manggil Gue koko)
"Teserah lo aja deh"
"aku juga teserah lo"
"...." dst dst dst
selama pacaran dengan Josep, ini masalah yang paling sulit, ketika pasangan lain sering ribut, kami malah bingung untuk urusan makanan ini, susah banget nyari makan, bukan karena ga ada duit, tapi karena ga tau mau makan dimana

akhirnya setelah muter-muter kita makan di A&W, nah disini mulai kacaw,Gue gugup mau nembak dia, jadi pas setelah makan Gue ngomong ke dia
"Ehm... Ehm josep, sebenernya kalau ada kamu..." Gue terbata-bata, sumpah gugup banget
"ah kayaknya Gue ga bisa deh, basa-basi, Josep, lo mau ga jadi pacar Gue?" gue langsung tembak, terus garuk-garuk kepala
"Gue sayang sama koko" dia jawab lancar singkat, padat dan jelas

Gue rasanya disamber geledek, terus dalam hati Gue teriak Iyesss Iyeshhhhh
kita ngobrol-ngobrol di A&W, terus Gue kasih dia komik yang Gue pinjem berbulan-bulan yang lalu, sama ngasih boneka kecil sama surat yang isinya kayak gini
Dear Josep
kalau kamu baca surat ini, maka berarti kamu sudah menolak atau menerima lamaran dari Gabriel Geovrisco
kalau kamu menerima, maka kamu sudah dijebak dalam perangkap, perangkap cinta maksudnya... hahaha
kalau kamu menolak, maka kamu harus mengembalikan boneka ini, dan juga ongkos beli, dan bunga 999%

sekarang Gue tau surat ini emang agak sadis hahaha
Tapi perjalanan Cinta Gue dan Josep engga bertahan lama, tanggal 16 agustus dia merdeka (merdeka dari genggaman Gue, dengan kata lain kita putus)

Tapi Gue sadar, waktu yang kita habiskan bersama sangat indah, Gue inget nyium parfum baunya kayak kencing di ACE hardware, pas ngedate sama dia,
Gue ngerjain soal-soal untuk osk bareng-bareng dia, dia juga ngajarin Gue pelajaran ekonomi yang dulu Gue benci, dan sekarang menjadi pelajaran favorit Gue (meski ga pernah lolos dari remidi).
Gue inget pas dia tidur di bahu Gue waktu acara bergadang di rumah temen Gue pas acara perpisahan kelas, waktu itu Gue malah ga bisa tidur, Gue deg-degan tapi ada rasa dekaaat banget dengan dia, (iya iyalah, kepala Josep aja dibahu Gue) 
Gue juga ingat dia bikin sebuah prosa, yang isinya keren banget, tapi ilang oh siaaal
Gue juga ingat dia juga pernah ngasih Gue buku sketsa, karena dulu Gue hobi ngegambar hentai di kertas terus Gue pajang di papan tulis (just kidding)
Gue ingat dia ngasih jam tangan ke Gue, waktu main futsal, jamnya putus, terus dia yang bawa ke tukang jam buat benerin. waktu itu Gue merasa bersalah banget (ga tau kenapa)

Gue tau waktu yang lewat udah ga bisa diputar kembali, tapi setidaknya waktu yang diberikan Josep ke Gue sangat indah, Gue sudah menulis sebuah tulisan besar di buku kehidupan Gue, berkat dia Gue ikut tes, dan keterima anggota Olimpiade Ekonomi (biarpun ga memberikan kontribusi), berkat dia juga Gue belajar sesuatu dari hidup ini, dia memiliki ambisi besar dalam hidupnya, Gue sadar itu hal yang engga pernah Gue miliki, jadi sekarang Gue memiliki ambisi juga dalam hidup Gue ini, Gue ingin mengisi lembaran-lembaran buku kehidupan Gue dengan momen-momen yang indah, Gue juga pengen bikin semua orang ketawa (biarpun ga mungkin)...

Thx  banget buat waktu yang sudah Gue lalui...

nb:
pas ngetik post ini Gue ga nangis kok, SUMPAH engga nangis, cuma pas diwarnet ada tante-tante ngiris bawang, jadi mata Gue merah.
SUMPAAAH!

 terus si Josep itu CEWEK! SUMPAAH GUE BUKAN HOMO  cuma disensor dikit namanya hahaha

Senin, 24 Oktober 2011

Post 9


Cinta itu memang super hebat, anak kecil dibuatnya dewasa (ha? Ini jadi lirik lagu dangdut deh). Cinta itu bisa bikin seseorang  melakukan hal-hal yang diluar batas kemampuannya. Gue ingat pas Gue jatuh cinta sama seorang cewek, namanya Josep (ha? Ngeri banget anyway ini nama asli) waktu itu kelas 2 SMA. Kalo ngeliat wajahnya, hati Gue cenat-cenut kaya SMASH, kalo ngomong dengan si Josep bisa-bisa Gue gemeteran, terus keluar busa dari mulut (extrim).
Gue dulu kalo engga salah, pdkt sama si Josep gara-gara komik Garudayana, buatan si Is Yuniarto, Thanks a lot man!. Ceritanya itu temen Gue, si Emak (gue manggil dia emak) itu bawa komik Garudayana vol 1&2, kemudian Gue ngobrol sama Emak tentang komik Garudayana. Tiba tiba si Josep ikutan ngobrol, Pas denger suara si Josep, Gue jadi cemas,panik,takut air, dan beringasan (eh ini gejala rabies kan?). Beberapa hari kemudian, Gue duduk disebelah si Josep akhirnya strategi pdkt Gue berjalan mulus, kita sering jalan bareng di sekolah.
                Si Josep ini sifatnya mirip banget sama Gue, dia pinter banget sampai ranking 2 di kelas, sementara Gue juga pinter banget, pinter ngebohongin orang, pinter bacot, dan pinter-pinter yang engga pinter (maksud kalimat ini apa sih?) dia orangnya rajin, Gue juga rajin, ketika dia rajin bikin PR di  rumah, Gue rajin bikin PR di sekolah, dia Rajin belajar, Gue rajin belajar bermain game. Benar-benar mirip kan?.
                Ketika tanggal 24 maret 2011, Gue pengen nembak si Josep.  Eh kebetulan dia juga mau ngomong sesuatu ke Gue, akhirnya pulang sekolah kita jalan ke Gramed. Keliling sambil baca buku Gratis, ngeliatin buku murah, dan kebiasaan-kebiasaan mulia Gue.  Setelah puas keliling-keliling sambil ngeliatin buku, Gue bertekad mau nembak si Josep.
Saat gue mau nembak, ada percakapan batin ditubuh Gue.
Batin:hari ini harus nembak si Josep, HARUS!
Gue: iya, HARUS, tidak bisa tidak, NEMBAK ATAU MATI!!
Batin: Sip Gan! L?
Gue: kapan aja Gue siap!
Batin: samperin noh!
Gue: Roger that!
Perut: Permisi..... saya mau.. bo...
Gue&Batin: Diem LO BIADAB!
Ketika gue mau ngomong ke Josep, ternyata perut Gue ngambek, gara-gara di ignore sama Gue, Gue sakit perut, pengen boker. Gue terdiam, kayak kena Stun, Gue mencoba nahan supaya ga jebol. Tiba-tiba batin Gue ngomong
Batin:  kenapa engga nembak? Takut lo?
Gue: gimana Tin, gue.. gueeee
Batin: pengecut lo!, nembak aja ga bisa!
Gue: tapi.. tapi...
Batin: Tapi apa lo BANCI?
Gue: Gue mau bokerrrr
Batin: ...
Gue: ...
Batin: emh, pulang yuk, besok aja
Gue: iya deh

Setelah menyelesaikan percakapan mawut, Gue bilang ke Josep, kalau Gue mau pulang dulu, udah dicari orangtua (Gue aja ngekos, orang tua dari mana @.@). Dia kemudian nanya ke Gue
“Ge.. tadi mau ngomong hal penting apa?” di nanya
“Uhmm, ehmm (nahan boker, bukannya bingung) gimana kalo di delay, besok aja? Josep bisa kan?” Gue sambil mengelus ngelus perut Gue, dalam hati bilang kayak gini
“cepettttt Gue dah ga tahan nihh” (porno banget)
“Ehm iya deh, besok di PIM ya?”
“iya..” Gue bales
                Keluar dari Gramed, Gue langsung lari kenceng-kenceng nyari angkot, terus pulang
Oh shit....

Bersambung dulu, ahahaha

Minggu, 16 Oktober 2011

Hitam & Putih (part 4)


akhirnya sampe di penghujung dari cerpen Gue..
mungkin ada kesalahan penulisan, (maklumlah nilai Bahasa Indonesia Gue ancur lebur)
Awal April 2003
Penyerangan di Bandara Internasional Saddam.
                Kami mendapat berita kalau Baghdad sedang diserang. Ditengah perjalanan, aku melihat pemandangan yang mengerikan. Kota-kota hancur, wajah anak-anak yang sedih, generasi muda yang seperti tidak punya harapan hidup lagi.
Sesampainya di Baghdad, kugenggam erat kalung pemberian Gabriel. Aku bertemu Komar, seorang komandan dari prajurit pembebasan. Ia tampak tenang, tidak terlihat ketakutan pada wajahnya.
“Kita bertarung supaya tercipta kedamaian bagi Irak, DEMI IRAK!!”
“Yeeah!” kami berteriak penuh semangat.
Seperti seorang motivator, ia membakar semangat juang kami.

                Esoknya harinya, pasukan Amerika datang ke Bandara Internasional Saddam. Tanpa basa-basi mereka menyerbu masuk kedalam bandara. Aku dan Sultan, seorang teman di pasukan pembebasan, menembaki prajurit-prajurit Amerika itu. Diluar perkiraan, jumlah mereka jauh lebih banyak dari kami. Kami terpojok dan berpencar, aku berlari ke arah gudang. Kupikir itu cara paling aman, ternyata beberapa prajurit Amerika mengejarku. Aku masuk ke dalam gudang yang sangat gelap dan bersembunyi dibalik kontainer. Prajurit Amerika yang mengejarku masuk dan kutembaki satu persatu dengan peluru 7,92x33mm.
                Hari sudah larut. Aku menukar senjataku dengan M4A1 dan mengambil beberapa magazine dari mayat-mayat prajurit Amerika.
“Mikhail, segera ke gedung utama. Kami terpojok.”suara Komar terdengar samar dari walkie talkie.
“Roger.” aku segera berlari ke gedung utama.
Koridor yang mengarah ke gedung utama ternyata dijaga oleh beberapa prajurit Amerika. Langsung saja kutembak kepala salah satu dari mereka. Tentara yang lain kemudian menembak ke arahku. Aku bersembunyi dibalik tembok dan menembaki mereka satu- per-satu, sehingga tingggal seorang tentara lagi. Ia berjalan mendekati tempat persembunyiannku, aku segera mengarahkan M4A1 itu ke kepalanya. Kutarik pelatuk, tapi ternyata peluruku habis.
“Mikhail... kaukah itu? Prajurit Amerika itu memegang kalung yang diberikan Gabriel. Ia membuka helmnya kemudian kulihat wajah yang sangat kukenal. Wajah Gabriel.
“Gabriel?” aku terkejut. Aku tidak menyangka bertemu dengannya dalam kondisi seperti ini.
“Kenapa kau jadi seperti ini?” suaranya bergetar.
“Aku hanya ingin kedamaian bagi negaraku. Amerika menginvasi kami hanya karena mengincar minyak bumi kami. Ini tidak adil!”
“Aku juga merasa begitu, tapi aku tidak dapat melakukan apa-apa, maaf.” Gabriel menunduk.
“Ini bukan salahmu. Terlalu banyak persepsi manusia dalam memandang kedamaian. Di dunia ini ada berjuta kedamaian yang ingin diwujudkan manusia, tapi setiap kedamaian yang terwujud hanya akan menghancurkan kedamaian yang lain.”
                Ketika kami berbincang bincang dalam keadaan yang sangat tidak aku inginkan, beberapa prajurit Amerika datang dari arah belakangku. Mereka berusaha menembakku.
“AWAS!” Gabriel melindungiku dengan tubuhnya. Ia tertembak. Prajurit Amerika yang menyadari telah menembak teman merka sendiri, terdiam. Dalam sekejap, Gabriel tumbang. Matanya memerah, air mata membasahi pipinya.
“Disini dingin sekali.” Gabriel menatapku, aku tak mampu berkata apapun ketika melihat sahabatku yang berlumuran darah.
“Aku tidak bisa merasakan jari-jariku.” Gabriel kembali berbicara.
“DIAM, JANGAN BANYAK BICARA!”aku berteriak dan kupeluk tubuhnya.
“Maafkan aku, sepertinya kita...” ia bahkan tidak sempat menyelesaikan kalimatnya.
“GABRIEEEL!”aku berteriak dengan keras. Perasaanku kacau, marah dan sedih bercampur menjadi satu. Kuambil senapan Gabriel, kutembak prajurit-prajurit Amerika yang ada dibelakangku. Pandanganku kabur dibasahi air mata, namun tidak kupedulikan arah tembakanku, aku terus menembak. Kurasakan peluru yang panas sekujur tubuhku. Aku tak peduli, aku terus berdiri tegak. Berusaha mempertahankan kehormataku sebagai pejuang Irak, hingga aku tak mampu lagi berdiri. Aku terjatuh didekat Gabriel. Dengan sisa-sisa tenaga aku menggeser tubuku mendekat. Aku berusaha meraih tanganya, tapi sekujur tubuhku dingin, aku tidak bisa merasakan tanganku. Pandanganku mulai kabur. Kemudian dunia gelap.
                Setelah itu kulihat sinar yang sangat menyilaukan, namun terasa hangat. Aku merasakan kedamaian yang luar biasa. Aku terbangun disebuah ruangan putih. Seseorang berpakaian putih menyambutku“Silahkan naik ke elevator ini.”
                Ketika keluar dari elevator itu kulihat taman yang sangat indah. Lantainya dari emas, pepohonan hijau dan lebat. Orang-orang dari berbagai ras berkumpul bersama. Sedang bermain atau mengobrol. Suasana ini sungguh berbeda dengan suasana di Irak.
“Hei Mikhail!” seseorang memanggilku. Ternyata Gabriel. Ia duduk dibawah pohon bersama kedua orangtuaku. Aku berlari menghampiri mereka. Hatiku bertanya:

“Apakah ini yang disebut sebagai kedamaian?”

Gabriel Geovrisco

A peace is of the nature of a conquest; for then both parties nobly are subdued, and neither party loser.
William Shakespeare

Palembang 15/08/2011
buat yang udah baca makasih banyak atas waktu yang diluangkan
 

Sabtu, 15 Oktober 2011

Hitam & Putih (part 3)

aaah akhirnya udah sampe part 3 ...
Happy reading ya....

20 Maret 2003
Kubuka mataku perlahan. Seorang gadis kecil sedang menatapku.
“Ia bangun, ia bangun!” wajahnya tampak senang.
Aku bangkit dari tidurku, kemudian kusapa gadis kecil itu.
“Hai nak, siapa namamu?”
“Siti, kalau paman?”
“Panggil saja aku Mikhail.”
“Pak mikhail!” seorang pria memanggilku.
“Abu?” aku mencoba menebak suara itu.
“Iya pak. Ini aku, Abu.”
Abu adalah seorang office boy di perusahaan ayahku. Ia sering mengantarkan dokumen-dokumen dari kantor ke rumah.
Ternyata aku berada di pinggiran Kuwait, begitu pula dengan pasukan Amerika. Mereka menyerang Irak demi memberikan kedamaian pada dunia, karena Presiden kami saat ini, Saddam Hussein dituduh memiliki kontak dengan jaringan teroris berbahaya Al Qaeda.
Orangtuaku tidak dapat dihubungi, aku sudah pasrah. Ketika aku sedang termenung terdengar suara Abu berteriak, aku mengendap-endap, mengintip dari kamar. Kulihat orang-orang Amerika itu memukul Abu, dan menanyakan dimana Saddam. Abu melihatku mengintip, dia berteriak dalam bahas Arab.
“Mikhail, lari, bawa Siti!”
Sesaat setelah berteriak, tentara Amerika itu memukul Abu dengan membabi buta, kemudian menyeretnya kedalam truk, sementara sisanya membongkar-bongkar rumah Abu. Aku berlari dan menggendong Siti lewat pintu belakang.
                Aku berlari tergesa menjauhi desa, tapi beberapa prajurit Amerika melihatku.. Mereka berusaha menghentikanku. Aku tidak peduli dengan peringatan mereka.. Saat aku menoleh kebelakang, kulihat prajurit Amerika itu kelelahan. Mereka mengambil senapan M-16 kemudian mengarahkannya padaku. Sesaat kemudian peluru dilepaskan, aku masih terus berlari. Pikiranku cuma satu, yaitu selamat dari hujaman peluru-peluru itu. Sebuah mobil pickup Carry yang berisi orang Irak berhenti di depanku, kemudian ada orang yang menawarkan bantuan.
“Cepat Naik! ” ujar seorang pria sambil menembakkan peluru dari senapan rakitan AK-47.
Aku segera naik ke atas mobil dan melaju meninggalkan para prajurit Amerika..
“Kalian tidak apa?” salah satu pria yang ada di mobil itu berkata padaku.
“Iya, kemana kita akan pergi?”
“Kita akan ke markas di Kuwait.”
“Markas apa?”
“Pasukan pembebasan.”

28 Maret 2003
                Sudah cukup lama aku tinggal dengan pasukan pembebasan. Di markas ini tersedia fasilitas yang cukup lengkap, mulai dari makanan, sampai tv dan internet.
Aku teringat pada Gabriel, entah bagaimana kabarnya disana. Aku membuka kotak pesan di email ternyata ada sekitar 20 email yang ia kirim. Pesan terakhir yang ia kirim adalah:
“Mikhail, sudah sebulan kau tidak membalas pesanku, kuharap tidak terjadi apa-apa denganmu. Oh ya, tanggal 25 April nanti aku ditugaskan ke Kuwait, sebaiknya kau segera menyingkir dari sana. Kami (sekutu) sudah membangun koalisi dengan beberapa penduduk Irak, jadi kemungkinan akan terjadi perang”
“Gabriel, maaf membuatmu cemas. Saat ini aku masih aman-aman saja, terima kasih untuk informasinya.”

29 April 2003
Penyerangan Markas di Kuwait
                Aku melihat berita, Presiden Amerika mengklaim kalau perang ini demi kedamaian dunia, terutama bagi rakyat Irak. Tapi menurutku, Irak lebih damai kalau orang-orang Amerika itu tidak ada di Irak. Bagi kami, prajurit Amerika itu lebih keji daripada Nazi. Mereka mengobrak-abrik rumah kami, menjarah rumah kami, bahkan membantai penduduk sipil yang tidak bersalah. Aku tahu jelas motif penyerangan ini adalah mengambil minyak Irak untuk kepentingan Amerika. Dengan mengatasnamakan keadilan dan kedamaian mereka menjarah tanah kami, benar-benar serigala berbulu domba.
Ketika sedang merenung, tiba-tiba seseorang berteriak.
“AMERIKA DATANG! KITA DISERANG!”
Aku mengambil kalung yang diberi Gabriel, tiba-tiba aku tersadar makna dari kalung itu: "Berjuanglah demi kebenaran yang kau anggap benar." Aku mengambil AK-47 beserta beberapa magazine, kemudian menghapiri Siti, kusuruh ia pergi dengan anggota pasukan pembebasan yang lain ke markas pusat di Baghdad..
                Pasukan Amerika yang datang kami sambut dengan hujan peluru. AK-47 mempunyai daya hancur yang luar biasa, meski getaran yang dihasilkan mengurangi akurasi. Sementara senjata yang dimiliki Amerika, yaitu M16 dan M4A1 punya daya hancur yang lebih lemah, tapi memiliki akurasi yang tinggi. Dari perbedaan senjata, jelas sekali dalam pertarungan kali ini kami sangat diunggulkan.. Lokasinya didalam markas yang telah kami kenal baik, sehingga banyak tempat persembunyian untuk perang gerilya.
                Pintu utama sudah didobrak, kulihat prajurit Amerika tinggal belasan orang lagi. Aku bergerak mundur dan bergabung dengan anggota tim yang lain. Terjadi tembak-menembak sengit, hingga akhirnya sisa. prajurit Amerika mundur. Kami segera mengumpulkan senjata yang tergeletak dan mengupulkan amunisi dari senjata milik prajurit Amerika. Kami mundur ke markas pusat.

Jumat, 14 Oktober 2011

Hitam & Putih (part 2)

 lanjutan kemaren...
11-September-2001
                Sepulangnya dari sholat magrib, aku membaca koran sambil ditemani secangkir kopi hangat dan biskuit, kulihat sebuah berita yang membuatku cemas: tiga dari empat pesawat menabrak gedung World Trade Centre I, World Trade Centre II, dan gedung Pentagon di New York.
“Astaga! Gabriel tinggal didekat sana.” aku bergumam dalam hati. Aku langsung berlari ke ruang tamu, menyalakan tv dan laptop, kulihat beritanya di salah satu stasiun tv. Aku segera duduk di kursi kerjaku kemudian mengirim email ke Gabriel.
“Gabriel aku lihat di tv, gedung WTC ditabrak pesawat teroris, benarkah itu? Tolong balas secepatnya?”
Aku gelisah, kualihkan pandanganku dari laptop ke tv, kulihat gedung itu benar- benar hancur, pikiranku semakin kacau. Ditengah kepanikan tiba-tiba ada email masuk, aku segera menghampiri laptopku dan kulihat ada pesan.
“Terimakasih atas perhatiannya Mikhail, puji tuhan di apartemenku tidak terkena runtuhan gedung dan pesawat.”
“Bagaimana keadaan orang tuamu? Mereka baik-baik saja?”
“Aku tidak mendapat kabar dari mereka, tolong bantu doa.. Aku baru saja mau mencari mereka.”
“Astaga... baiklah, semoga tidak terjadi apa-apa... Amin.”
“Amin.”ia mebalas singkat.
                Setelah membaca pesan terakhir aku duduk di sofa sambil melihat berita tentang tragedi World Trade Centre itu, dari tv aku bisa melihat dan mendengera suara jeritan yang memilukan dan orang panik dimana-mana. Kumatikan tv itu, kemudian aku terduduk di depan laptop, menunggu email dari Gabriel. Tiba-tiba ada email masuk.
“Mikhail, ini buruk sekali!”
“Ada apa Gabriel?” aku tahu maksud email itu, tapi aku masih berharap ia bercanda seperti dulu.
“Orang tuaku meninggal.”
“Astaga... aku turut berduka cita Gabriel.”
“Terima kasih. Mikhail, sekarang aku akan mengurus jenazah orang tuaku dulu, sampai nanti.”
18 Februari 2003
Awal Penyerangan Amerika ke Irak
                Setelah kejadian tragedi 11 September 2001 aku dan Gabriel masih keep in touch. Gabriel memang orang yang tegar, bagaimanapun juga ia mampu menaklukkan emosinya. Memang sebagian orang yang mengenal Gabriel menganggapnya orang yang kaku dan dingin, tapi bagiku dia orang yang hebat.
Pukul 02.00 dini hari. Aku menyalakan laptopku untuk memantau saham perusahaan orang tuaku. Lumayanlah, hari ini haga saham lapis dua naik menjadi 20 Dollar Amerika. Aku menyandarkan tubuhku ke kursi kerja. Ketika sedang bersantai-santai, aku dikejutkan dengan email yang dikirim Gabriel.
“Dear Mikhail, hari ini aku mendapat kabar kalau Amerika akan menyerang Irak, sebaiknya kau menjauhi kota besar. Kalau bisa tolong balas sekarang.”
“Kau bercanda? Disini masih tenang-tenang saja” kubalas emailnya dengan tergesa.
“Mikhail, aku tidak berbohong, sebaiknya kau ajak keluargamu pergi dari Afghanistan ketika masih sempat.”
“Hei, ini bukan April Mop, liat kalendermu.” ku balas singkat.
                Ketika pesan itu baru kukirim tiba-tiba terdengar suara bising yang sangat memekakkan telinga Aku berlari keluar dan kemudian melihat ke langit, ternyata banyak pesawat-pesawat pengebom Amerika Helikopter Black Hawk 101st. Aku segera menelpon orangtuaku yang sedang dalam perjalanan pulang, tapi tidak dijawab, kuulangi beberapa kali.
“Mungkin tidak ada sinyal” ujarku dalam hati.
Aku segera mengemas beberapa perkakas kerjaku, dokumen, dan surat-surat berharga.
Kukirim email ke Gabriel, “Gabriel, kau benar... Mereka sudah di Kuwait”
“Bagaimana keadaanmu?”
                Aku tidak membalas email dari Gabriel yang terakhir. Kubawa laptopku kemudian kumasukkan kedalam mobil. Ditengah perjalanan aku terus menelpon orangtuaku, aku takut kehilangan mereka. Rasanya ini terlalu cepat. Kupacu mobilku kearah Kuwait, tiba-tiba terdengar dentuman keras lagi. Aku semakin panik, kemudian kulihat pemandangan mengerikan yang tak akan pernah bisa aku lupakan. Pasukan-pasukan Amerika, dan beberapa penduduk sipil sedang adu tembak-menembak. Ketika sedang memutar ke jalur alternatif, ban mobilku tertembak.. Aku gugup, kemudian mobilku menabrak pohon. Pandanganku kabur, apakah aku akan mati disini?
Setelah Gue revisi berkali-kali ternyata baru sadar kalo cerpen ini kayak sinetron-sinetron gitu.
 bersambung besok lagi ya....

Kamis, 13 Oktober 2011

Hitam & Putih (part 1)

Hai Hai apa kabar? Gue yakin loe, loe, dan loe masih sehat-sehat aja...
kali ini Gue mau post cerpen yang Gue bikin, untuk tugas Bahasa Indonesia. agak panjang sih, Jadi Gue split jadi 4 part aja.
Cerpen ini ceritanya tentang persahabatan... (umum banget kan?)
Selamat membaca...

Btw Gue berterimakasih atas editor merangkap teman,yang udah bantu-bantu Gue benerin tanda baca yang sangat-sangat cacad.


29-Agustus-2001
Keringatku bercucuran, panas di Kuwait memang sangat menyengat kulit. Aku terus berjalan menembus kerumunan orang yang penuh sesak. Rasanya lelah, tapi semua ini demi bertemu dengan sahabatku waktu bersekolah di Amerika dulu..
Saat itu aku tinggal dengan bibi dan paman di Massachusett untuk melanjutkan sekolah di Universitas Harvard. Aku benar-benar merasa sendirian, jauh dari hangatnya pelukan ibu. Tinggal di kota Massachusett itu sungguh menyiksa. Ketika pertama kali memasuki Universitas Harvard, aku merasa terasing, mungkin karena perbedaan fisik yang begitu menonjol. Sebenarnya aku tidak mepermasalahkan hal ini, karena aku juga tidak begitu suka bergaul. Motivasiku untuk kuliah di Harvard adalah supaya aku bisa meneruskan usaha ayahku, seorang pemilik hotel berbintang ternama di Kuwait.

            Masa kuliah kulewati sendirian, kecuali dengan seorang temanku, seorang Amerika. Namanya Gabriel. Saat itu aku berjalan pulang dari kampus ke rumah, melewati sekelompok pria Amerika bertampang sangar dan bertato seram. Aku merasa risih dengan cara meraka menatapku, kemudian mereka mengejekku. Aku menatap tajam ke arah seorang pria besar berkepala botak yang duduk di atas motor besarnya. Pria itu kemudian menghampiriku dan memukul perutku. Aku merasa sangat takut, tapi tak kupedulikan rasa sakit dan kupukul kepalanya sampai pria besar itu terjatuh. Melihat kejadian itu, temannya yang lain bangkit berdiri dan memukulku. Kurasakan pukulan itu tepat dikepalaku. Dunia terasa berputar. Aku tersungkur sementara mereka tertawa.
Ketika mereka mendekatiku, terdengar teriakan lantang
“Hei! Apa yang kalian lakukan!”
Aku mencoba mengangkat kepalaku dan mencari asal suara. Seorang pria Amerika dengan rambut dipotong pendek perlahan mendekatiku. Wajahnya terlihat samar meskipun aku berusaha memperhatikannya.
“Ini bukan urusanmu bung, pergilah!”seorang dari gerombolan pemukulku itu berteriak.
“Tentu saja ini urusanku, tindakan kalian merusak pemandangan!” pria itu menghardik.
Aku merasa, meskipun pria ini berbadan besar, tapi kalau melawan tujuh orang sekaligus, pastilah dia sudah bosan hidup.
“Apa?!” orang lain dari gerombolan tadi membalas dengan nada yang sangat marah.
 Kemudian, pria tadi berjalan kearah pria misterius itu disusul gerombolannya. Aku berusaha bangkit namun kepalaku terasa berat karena hantaman pria tadi. Aku merangkak, menyandarkan tubuhku ke sebatang pohon, menarik nafas dalam-dalam kemudian melihat apa yang terjadi.
            Gerombolan pria bertato itu mulai menghajar pria berbadan kekar tadi. Diluar dugaan, satu persatu dari gerombolan tersebut ditumbangkannya. Setelah selesai, ia menghampiriku.
“Kau tak apa-apa?” tanyanya.
“Ah iya, cuma kepalaku agak sedikit pusing.” aku berusaha bangkit berdiri.
“Kenapa kau berurusan dengan mereka?”
“Aku juga tidak begitu mengerti mungkin karena aku melotot kearah mereka.”
“Hahaha. Berani juga kau, baru pertama kali aku bertemu dengan orang nekat sepertimu. Kenalkan, aku Gabriel.”
“Aku Mikhail.”
Sejak saat itu kami sangat akrab, seperti kakak dan adik. Kami sering menghabiskan waktu bersama-sama. Sejak saat itu aku tidak sendiri lagi.
“Hei, Mikhail!” teriakan Gabriel membuyarkan lamunanku.
Ia berdiri tegap, di depan gerbang Hotel Abdul International.
“Gabriel! Apa kabar?” aku berlari ke arah Gabriel.
“Luar biasa, sobat.” Dia menjawab sambil tertawa.
Aku menghampirinya, kemudian ia merangkulku, dan kami berjalan menyusuri pasar di kota Kuwait.
“Kau ingat pertama kali kita bertemu, Mikhail?”
“Bagaimana aku bisa melupakan hal itu?”kataku.
“Hahaha... Aku masih membayangkan saat kau dihajar geng motor, wajahmu sangat menyedihkan. Hahahaha..” ia menatapku sambil tertawa.
“Kalau kau bicara lebih banyak lagi akan aku bungkam dengan ikan asin ini.” aku mengangkat ikan asin yang tertata rapi di pasar, kemudian mengarahkan ke hidungnya.
“Wueeek... Hei aku hanya bercanda. Dasar, dari dulu kau tidak berubah.”
“Aku kan juga bercanda.” aku tertawa puas melihat ekspresi Gabriel yang menggelikan.
            Kami berjalan menyusuri pasar tradisional di Kuwait sambil bercanda. Suasana pasar yang panas tidak kami hiraukan. Bagi orang orang timur tengah, bergaul dengan orang barat itu sama saja bergaul dengan musuh, tapi aku tidak peduli. Aku tidak tahu mengapa, tapi bagiku, suku, agama, dan ras bukan hal yang patut dijadikan alasan untuk membatasi persahabatan kami.
Gabriel mudah sekali tergoda dengan cinderamata, jika dalam pelajaran ekonomi, ia termasuk konsumen emosional yang sangat konsumtif.
Ketika sedang berkeliling pasar, tiba-tiba perut Gabriel mengeluarkan alarm tanda kehabisan bahan bakar.
“Kruuut” bunyi yang sangat aneh terdengar dari perutnya.
“Ah Mikhail, ayo kita makan sesuatu, hari sudah mulai gelap.”
“Baiklah, ayo kita ke restoran disana saja.” aku menujuk restoran kebab.
“Makan apa kita disana?”
“Ikan asin.” jawabku singkat
“Yang benar? Ah aku makan di hotel saja.”
“Hei aku hanya bercanda, kita akan makan kebab disana.”
“ Sialan kau, apa itu kebab?”
“Lihat saja nanti.”
Setelah makan, kami berbincang-bincang sebentar. Ia bercerita kalau ia sekarang pindah ke New York , ia bercerita kalau dia sekarang menjadi pasukan elit US. Dia tinggal tiga hari di Kuwait kemudian pulang ke New York.
            Hari ketiga, aku mengantar Gabriel ke bandara internasional di Baghdad. Sebelum pulang, Gabriel memberikan kalung berbentuk peluru terbuat dari besi stainless, dengan diameter alas sebesar 6 cm, berwarna kuning keemasan. Dalam perjalan pulang ke Kuwait aku terus memperhatikan kalung itu. Setelah kulihat ternyata ada tulisan "In the name of Justice". Aku tidak mengerti kenapa tulisan seperti itu ada di kalung berbentuk peluru, bagiku hal itu terlihat sangat aneh. Menurutku mungkin seharusnya diukir di buku atau pada simbol-simbol perdamaian.
Setelah kepulangan Gabriel, kami berhubungan lewat email, entah kenapa saat itu aku bertanya “Kau tinggal di New York di mananya?”, ia membalas “ Di sebuah apartemen dekat gedung World Trade Centre."

bersambung dulu yaa :D

FYI:
  1. Cerpen ini engga bermaksud memojokkan pihak tertentu. Kalo di kaskus emotnya yang NoSara
  2. ini cuma fiksi, inspirasinya dapet ketika Gue lagi melamunin tentang arti perdamaian pas lagi Boker di WC (ya iyalah masa di ruang tamu?) mungkin inspirasi ini dateng, karena mengingat tempat paling damai di kamar kos Gue itu cuma di WC, karena suasana kamar Gue kayak habis terjadi perang...