Sabtu, 15 Oktober 2011

Hitam & Putih (part 3)

aaah akhirnya udah sampe part 3 ...
Happy reading ya....

20 Maret 2003
Kubuka mataku perlahan. Seorang gadis kecil sedang menatapku.
“Ia bangun, ia bangun!” wajahnya tampak senang.
Aku bangkit dari tidurku, kemudian kusapa gadis kecil itu.
“Hai nak, siapa namamu?”
“Siti, kalau paman?”
“Panggil saja aku Mikhail.”
“Pak mikhail!” seorang pria memanggilku.
“Abu?” aku mencoba menebak suara itu.
“Iya pak. Ini aku, Abu.”
Abu adalah seorang office boy di perusahaan ayahku. Ia sering mengantarkan dokumen-dokumen dari kantor ke rumah.
Ternyata aku berada di pinggiran Kuwait, begitu pula dengan pasukan Amerika. Mereka menyerang Irak demi memberikan kedamaian pada dunia, karena Presiden kami saat ini, Saddam Hussein dituduh memiliki kontak dengan jaringan teroris berbahaya Al Qaeda.
Orangtuaku tidak dapat dihubungi, aku sudah pasrah. Ketika aku sedang termenung terdengar suara Abu berteriak, aku mengendap-endap, mengintip dari kamar. Kulihat orang-orang Amerika itu memukul Abu, dan menanyakan dimana Saddam. Abu melihatku mengintip, dia berteriak dalam bahas Arab.
“Mikhail, lari, bawa Siti!”
Sesaat setelah berteriak, tentara Amerika itu memukul Abu dengan membabi buta, kemudian menyeretnya kedalam truk, sementara sisanya membongkar-bongkar rumah Abu. Aku berlari dan menggendong Siti lewat pintu belakang.
                Aku berlari tergesa menjauhi desa, tapi beberapa prajurit Amerika melihatku.. Mereka berusaha menghentikanku. Aku tidak peduli dengan peringatan mereka.. Saat aku menoleh kebelakang, kulihat prajurit Amerika itu kelelahan. Mereka mengambil senapan M-16 kemudian mengarahkannya padaku. Sesaat kemudian peluru dilepaskan, aku masih terus berlari. Pikiranku cuma satu, yaitu selamat dari hujaman peluru-peluru itu. Sebuah mobil pickup Carry yang berisi orang Irak berhenti di depanku, kemudian ada orang yang menawarkan bantuan.
“Cepat Naik! ” ujar seorang pria sambil menembakkan peluru dari senapan rakitan AK-47.
Aku segera naik ke atas mobil dan melaju meninggalkan para prajurit Amerika..
“Kalian tidak apa?” salah satu pria yang ada di mobil itu berkata padaku.
“Iya, kemana kita akan pergi?”
“Kita akan ke markas di Kuwait.”
“Markas apa?”
“Pasukan pembebasan.”

28 Maret 2003
                Sudah cukup lama aku tinggal dengan pasukan pembebasan. Di markas ini tersedia fasilitas yang cukup lengkap, mulai dari makanan, sampai tv dan internet.
Aku teringat pada Gabriel, entah bagaimana kabarnya disana. Aku membuka kotak pesan di email ternyata ada sekitar 20 email yang ia kirim. Pesan terakhir yang ia kirim adalah:
“Mikhail, sudah sebulan kau tidak membalas pesanku, kuharap tidak terjadi apa-apa denganmu. Oh ya, tanggal 25 April nanti aku ditugaskan ke Kuwait, sebaiknya kau segera menyingkir dari sana. Kami (sekutu) sudah membangun koalisi dengan beberapa penduduk Irak, jadi kemungkinan akan terjadi perang”
“Gabriel, maaf membuatmu cemas. Saat ini aku masih aman-aman saja, terima kasih untuk informasinya.”

29 April 2003
Penyerangan Markas di Kuwait
                Aku melihat berita, Presiden Amerika mengklaim kalau perang ini demi kedamaian dunia, terutama bagi rakyat Irak. Tapi menurutku, Irak lebih damai kalau orang-orang Amerika itu tidak ada di Irak. Bagi kami, prajurit Amerika itu lebih keji daripada Nazi. Mereka mengobrak-abrik rumah kami, menjarah rumah kami, bahkan membantai penduduk sipil yang tidak bersalah. Aku tahu jelas motif penyerangan ini adalah mengambil minyak Irak untuk kepentingan Amerika. Dengan mengatasnamakan keadilan dan kedamaian mereka menjarah tanah kami, benar-benar serigala berbulu domba.
Ketika sedang merenung, tiba-tiba seseorang berteriak.
“AMERIKA DATANG! KITA DISERANG!”
Aku mengambil kalung yang diberi Gabriel, tiba-tiba aku tersadar makna dari kalung itu: "Berjuanglah demi kebenaran yang kau anggap benar." Aku mengambil AK-47 beserta beberapa magazine, kemudian menghapiri Siti, kusuruh ia pergi dengan anggota pasukan pembebasan yang lain ke markas pusat di Baghdad..
                Pasukan Amerika yang datang kami sambut dengan hujan peluru. AK-47 mempunyai daya hancur yang luar biasa, meski getaran yang dihasilkan mengurangi akurasi. Sementara senjata yang dimiliki Amerika, yaitu M16 dan M4A1 punya daya hancur yang lebih lemah, tapi memiliki akurasi yang tinggi. Dari perbedaan senjata, jelas sekali dalam pertarungan kali ini kami sangat diunggulkan.. Lokasinya didalam markas yang telah kami kenal baik, sehingga banyak tempat persembunyian untuk perang gerilya.
                Pintu utama sudah didobrak, kulihat prajurit Amerika tinggal belasan orang lagi. Aku bergerak mundur dan bergabung dengan anggota tim yang lain. Terjadi tembak-menembak sengit, hingga akhirnya sisa. prajurit Amerika mundur. Kami segera mengumpulkan senjata yang tergeletak dan mengupulkan amunisi dari senjata milik prajurit Amerika. Kami mundur ke markas pusat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar